KONSEP BUKU NON FIKSI

Pertemuan ke- : 14

Narasumber     : Musiin, M.Pd

Moderator       : Lely Suryani

Gelombang     : 26

 

 

“MENULISLAH SETIAP HARI …BUKTIKAN APA YANG TERJADI”

Selamat malam semoga sehat dan berbahagia. Rasa senang menyelimuti hati karena malam ini sudah masuk pertemuan 14. Semoga lancar dan sinyalnya bersahabat.

Narasumber malam ini akan mengangkat tema Konsep Buku Non Fiksi. Moderator malam ini ibu Lely Suryani yang memiliki semangat yang luar biasa. Narasumber malam ini adalah Ibu Musiin, M.Pd, beliau akrab dipanggil dengan bu Iin, hobi membaca buku, menulis, traveling dan memasak.

Keinginan menjadi penulis selalu dibayangi perasaan takut ketika hendak ingin menuangkan tulisan, perasaan itu seperti:

1.      Takut tidak ada yang membaca

2.      Takut salah dalam menyampaikan pendapat

3.      Merasa karya orang lain lebih bagus .

 

Perasaan tersebut sangat menghantui bagi penulis pemula. Narasumber menjelaskan di era  digital seperti saat ini semua informasi masuk dengan mudah dan cepat semua bisa menjadi guru. Asal ada kemauan begitu mudah mencari informasi melalui googgle.

 

Menulis bukanlah keterampilan yang mudah, karena itu perjuangan menjadi seorang penulis mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku. Sebelum menulis harus punya alasan yang kuat sehingga Lahir Cinta Menulis.

Menurut Pramudia Anata Toer “ Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.

Ada 3 pola penulisan buku nonfiksi :

1.      Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit) Contoh : Buku Pelajaran.

2.      Pola Prosedural (Buku disusun urutan proses. Contoh : Buku Panduan

3.      Pola Klaster (Buku disusun secara poin perpoin atau butir perbutir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antar bab setara) 

5 langkah penulisan buku nonfiksi :

1.      Pratulis

2.      Menulis draf

3.      Merevisi draf

4.      Menyuting

5.      Menerbitkan. 

Langkah pertama Pratulis:

1.      Mentukan Tema

2.      Menemukan ide

3.      Merencanakan jenis tulisan

4.      Mengumpulkan bahan tulisan

5.      Bertukar pikiran

6.      Menyusun daftar

7.      Meriset

8.      Membuat mind mapping

9.      Menyusun kerangka.

Dalam sebuah buku bisa hanya terdiri satu tema. Tema nonfiksi, parenting, pendidikan , motivasi dan lain-lain.  Selanjutnya dari tema dikembangkan menjadi ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai contoh:

1.      Pengalaman pribadi

2.      Pengalaman orang lain

3.      Berita di media massa

4.      Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram

5.      Imajinasi

6.      Mengamati lingkungan

7.      Perenungan

8.      Membaca buku

9.      Survey

10.  Wawancara

Referensi berasal dari data dan fakta yang beliau peroleh dari literasi di internet.

Referensi penulisan buku bisa dari sumber berikut ini.

1 . Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

2. Keterampilan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini ;

4. Penemuan yang telah didapatkan.

5. Pemikiran yang telah direnungkan

Tahap berikutnya membuat kerangka. Kerangka ini narasumber ajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan.

 Berikut ini adalah dafatr isi dari buku yang beliau tulis.


 BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia

A.        Pembagian Generasi Pengguna Internet

B.        Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial

A.        Media Sosial

B.        UU ITE

C.        Kejahatan di Media Sosial


BAB 3 Literasi Digital

A.        Pengertian

B.        Elemen

C.        Pengembangan

D.        Kerangka Literasi Digital

E.         Level Kompetensi Literasi Digital

F.         Manfaat

G.        Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi

H.        Kewargaan Digital


BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara

A.        Keluarga

B.        Sekolah

C.        Masyarakat


BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet

A.        Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia

B.        Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia

C.        Membangun Digital Mindset Warganet

Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, beliau mengikuti nasihat Pak Yulius Roma Patandean di Channelnya (https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be)

Untuk menulis buku, kita memakai anatomi buku. Anatomi buku ini sangat penting jika ingin mengikuti ujian sertifikat penulis.

Anotomi Buku

1.      Halaman Judul

2.      Halaman Persembahan (OPSIONAL)

3.      Halaman Daftar Isi

4.      Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)

5.      Halaman Prakata

6.      Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)

7.      Bagian /Bab

8.      Halaman Lampiran (OPSIONAL)

9.      Halaman Glosarium

10.  Halaman Daftar Pustaka

11.  Halaman Indeks

12.  Halaman Tentang Penulis

Langkah kedua

Menulis Draf

1.      Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas

2.      Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

   Langkah ketiga

   Merevisi Draf

1.           Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian

2.           Memeriksa gambaran besar dari naskah.

   Langkah keempat

  BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet

     A.        Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia

     B.        Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia

     C.        Membangun Digital Mindset Warganet

   Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)

    1.         Ejaan

    2.         Tata bahasa

    3.         Diksi

    4.         Data dan fakta

    5.         Legalitas dan norma

Hambatan-hambatan dalam menulis

1.      Hambatan waktu

2.      Hambatan kreativitas

3.      Hambatan teknis

4.      Hambatan tujuan

5.      Hambatan psikologis

Buku nonfiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan kenyataan atau fakta.

 Ciri-ciri buku nonfiksi adalah sebagai berikut

1. Bahasa yang digunakan formal dan baku.

2. Isi berkaitan dengan fakta.

3. Tulisan bersifat ilmiah populer

4. Isi diambil dari penelitian atau temuan yang sudah ada

Jenis Buku Non Fiksi

1. Buku Catatan Pelajaran

2. Buku Teks

3. Buku Pelajaran

4. Buku Motivasi

5. Buku Filsafat

6. Buku Sains Populer

7. Kamus

8. Ensiklopedia

9. Biografi

10. Memoar

Intisari sesi tanyajawab

Faktual tidak berkaitan dengan momen, namun lebih ke isi. Sedangkan aktual mengacu ke sesuatu yang sedang dibahas atau dibicarakan. Faktual bisa aktual, sedangkan aktual belum tentu factual. Faktual bisa aktual sedangkan aktual belum tentu faktual

Untuk meyakinkan orang bahwa tulisan kita bukan hasil dari plagiarisme dengan mencantumkan sumber dari data, pendapat atau gambar yang kita ambil untuk tulisan  Untuk saat ini ada alat berbasis web yang dapat mendeteksi level plagiarisme. Alat ini bisa dipakai sebelum kita meng-upload tulisan kita

Definisi memoar adalah bentuk nonfiksi kreatif  di mana penulis menceritakan pengalaman dari hidupnya dan biasanya berbentuk narasi. Buku memoar biasanya bisa memberi inspirasi pembaca. Laskar Pelangi adalah kisah 10 bocah, dari sudut pandang Andrea Hirata.

Demikian resume pertemuan ke -14 semoga bermanfaat. 

Salam Literasi

 

Comments

Popular posts from this blog