Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

 

Pertemuan ke-12

Narasumber     : Susanto, S.Pd.

Moderator       : Nur Dwi Yanti

 

 


 

Assalamualaikum wr wb

Malam ini kita berjumpa lagi di kelas Belajar Menulis pertemuan ke 12. Ibu Nur Dwi Yanti bertindak sebagai moderator beliau alumi Belajar Menulis Angkatan 24. Beliau akan mendampingi narasumber memandu acara hingga tuntas.

Narasumber hebat mengangkat tema “Proofreading sebelum Menerbitkan Tulisan.” Materi ini menjadi sangat penting, terutama bagi yang akan menerbitkan tulisan untuk publik, apakah itu dalam bentuk artikel di koran, media online, maupun dalam bentuk buku.

Tema ini akan disampaikan oleh Pak D Susanto. Siapakah pak D Sunsanto ini? Dalam dunia tulis menulis, beliau lebih di kenal dengan nama pak D. Pak D merupakan salah satu penulis yang cukup berpengalaman. Tidak hanya menulis beliau juga dikenal sebagai editor dan kreator konten. Beliau sehari-hari mengabdikan diri sebagai guru sekolah dasar di kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatra Selatan. Pak D Sendiri adalah alumni kelas BM angkatan 15.

Proofreading atau kadang disebut dengan uji-baca adalah membaca ulang sebuah tulisan, tujuannya adalah untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks tersebut. Berkaitan dengan proofreading kita harus selalu dekat dengan PUEBI. Pasti akan segera tahu kesalahan

Dengan melakukan proofreading, kesalahan yang dimaksud di sini termasuk kesalahan penggunaan tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata dapat diminimalkan.

 

Loh, itu kan tugasnya editor atau proofreader?

Iya, benar. Akan tetapi, jika naskah yang kita kumpulkan memiliki kesalahan yang minimal, tentu tugas editor semakin ringan. Bisa jadi tulisan kita mendapat "apresiasi yang baik" sehingga dibaca tuntas dan bisa "LOLOS".  Bayangkan jika, tulisan kita banyak sekali kesalahan, seperti typo, tanda baca kan membuat kita kurang PD.  Penulis, sebaiknya juga seorang proofreader, setidaknya untuk tulisannya sendiri.

 

Apa ya tugas seorang proofreader?

Tugas seorang proofreader bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda baca. Seorang proofreader juga harus bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang ia uji-baca bisa diterima logika dan dipahami.

 Ia harus dapat mengenali:

1) apakah sebuah kalimat efektif atau tidak

2) susunannya sudah tepat atau belum

3) substansi sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembaca atau tidak.

 

Jadi, tugas seorang proofreader adalah untuk membuat teks mudah dipahami pembaca dan tidak kehilangan substansi awalnya.

Mengapa harus melakukan proofreading? Proofreading merupakan tahapan penulisan yang sebaiknya tidak Anda lewatkan. Terutama jika kita berniat untuk menerbitkan karya tulis kepada khalayak luas.

Termasuk blog?

Proofreader atau penulis itu sendiri. Beda dengan blog dilakukan pleh penulisnya terlebih dahulu sebelum dipublikasikan. Jika menyuruh orang lain sebagai proofreader, setidaknya ada sesuatu yang kita "keluarkan". Jika tidak berupa uang jasa ya, ucapak terima kasih hhhe.

 

Pastikan tulisan sudah jadi atau sudah selesai. Ketika "sedang" menulis, muncul keinginan agar tulisan ini harus sempurna. Sehingga, muncul kehawatiran: nanti tulisan jelek, tdak layak baca, banya kesalahan ejaan, kalimatnya tidak pas, dan sebagainya. Akhirnya terjebak untuk segera memperbaiki.

Alhasil, tulisan tidak jadi-jadi. Setelah tulisan jadi, endapkan barang sejenak agar pikiran tidak larut dalam tulisan (pikiran kok larut kaya gula aja, he he). Kemudian, lakukan proofreading dan bersikaplah netral. Artinya, menilai karya penulis secara objektif. Bertindaklah sebagai seorang “calon pembaca”.

\

Langkah Pertama

Merevisi draf awal teks. Membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan, atau menghapus seluruh bagian.

Langkah Kedua

Merevisi penggunaan bahasa: kata, frasa, dan kalimat serta susunan paragraf untuk meningkatkan aliran teks.

Langkah Ketiga

Memoles kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Memperbaiki kalimat kalimat yang ambigu.

Yang keempat

1.  Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit

2.  Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI

3.  Konsistensi nama dan ketentuannya

4.  Perhatikan judul bab dan penomorannya

 

Hindari kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata. Kesalahan kecil lainnya misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya.

 

Cara mudah melakukan proofreding terutama pada typo, bisa dilihat  di Youtube. https://www.youtube.com/watch?v=tZZgrv5-JXo

Perbedaan proofreading dengan editing

  Pengeditan merupakan proses yang melibatkan perubahan besar pada konten, struktur, dan bahasa, sedangkan proofreading hanya berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsistensi. Pastikan tulisan sudah jadi siapkan alat PUEBI, KBBI, jika perlu cek typo Google Doc.

Agar tulisan menjadi lebih "enak dibaca,” mudah dipahami maksudnya, tidak menimbulkan salah tafsir hindari  kalimat yang ambigu.

Jadi sebelum tulisan kita dilahirkan, hal penting selain isi yang menarik juga tulisan harus sesuai dengan Puebi dan KBBI. Sampai di sini, terus ikuti pertemuan selanjutnya.

 

Terinspirasi  motto Pak D: Tergerak, bergerak, menggerakkan. 

 

Salam hangat, Tetap semangat.

 

Comments