Rabu, 08 Juni 2022
Gelombang : 26
MENULIS CERITA FIKSI ITU MUDAH
Sesuai jadwal malam ini kita akan
sama-sama belajar tentang cerita fiksi. Adapun alur belajar kita malam ini
mungkin agak berbeda dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya. Narasumber
mengadopsi alur belajar dari Pendidikan Guru Penggerak. Tentu dengan modifikasi
sesuai kelas kita malam ini.
Alur belajar menulis:
1. Mulai
dari Diri
Ini yang penting, yaitu adanya niat untuk bisa menulis cerita fiksi. Niat adalah syarat untuk bisa terus belajar. Ide menulis novel cari yang sedang tren tentu menyesuaikan dengan apa yang disukai dan dikuasai. Termasuk genre novel pilihlah yang memang disukai. Dari suka akan menjadi cinta akhirnya tercipta komitmen menyelesaikan apa yang dimulai.
2. Eksplorasi Konsep
Cermati lagi video pembelajaran Menulis Fiksi itu Mudah di https://youtu.be/dXX9RWxT_u8 Selanjutnya silakan dipelajari sebagai dasar kita pada alur berikutnya
3. Ruang Kolaborasi
Pada
bagian ini, berdasarkan pemahaman video di atas, kita akan mencoba
berkolaborasi menulis cerita fiksi. Narasumber
akan bagikan beberapa kalimat pembuka, peserta lanjutkan cerita berikut ini:
"Aku
tidak mau!"
Terdengar suara memecah gelapnya malam. Sesaat setelahnya menghilang. Hanya angin memenuhi pekat malam. Sepertinya aku mengenali suara itu. Itu adalah suara Intan menangis tersedu-sedu. Intan yang berumur 4 tahun harus berpisah dengan ibunya.
Dua hari yang lalu ibunya menghadap Sang Pencipta karena jatuh di kamar mandi. Pagi itu ibunya masih menyiapkan sarapan untuk Intan, tidak ada tanda-tanda mau pergi selamanya, masih sempat bersenda gurau, rupanya itu kenangan terakhir.
cerita tersebut mengandung unsur-unsur pembentuk cerita fiksi. Ada tema, penokohan, alur/plot, sudut pandang, dan latar/setting. Berdasarkan pemahaman, Bapak/Ibu tentu sudah paham betul dengan semua unsur tersebut pada masing-masing cerita, bukan?
4. Demonstrasi
Kontekstual
Pada bagian ini, narasumber mengajak peserta untuk kembali mencerna materi terkait cerita fiksi. Terutama menyangkut premis. Beliau percaya materi lain sudah sangat dipahami. Beliau hanya menguatkan saja, yaitu tentang premis. kemudian tuliskan premisnya. Yang perlu diingat, premis adalah ringkasan cerita yang berisi tokoh, tantangan, dan resolusi.
Sebagai gambaran, contoh premis novel/film Harry Potter adalah Seorang anak laki-laki yatim piatu yang ingin membalas dendam kematian orang tuanya dengan melawan penyihir jahat. Kenapa kita harus membuat premis? Premis memudahkan kita untuk mengembangkan cerita.
5. Elaborasi Pemahaman
Pada
bagian ini saya akan menggarisbawahi materi yang ada di video. Beberapa hal
penting yang menjadi catatan kita bersama dalam menulis sebuah cerita fiksi.
a. Alasan
harus menulis cerita fiksi selain saat ini ada AKM dengan materi teks literasi
fiksi, juga dengan belajar menulis cerita fiksi kita bisa menyembunyikan dan
menyembuhkan luka.
b. Bentuk
cerita fiksi di antaranya, yaitu fiksimini, flash fiction, pentigraf, cerpen,
dan novel.
c. Unsur pembangun cerita fiksi meliputi tema,
premis, penokohan, latar/setting, sudut pandang, dan alur/plot.
d. Kiat menulis fiksi yang utama adalah niat dan komitmen yang kuat untuk belajar, baca karya fiksi karya orang lain untuk menemukan berbagai gaya penulisan, ide cerita, dan teknik penulisan. Selanjutnya adalah ide dan genre cerita carilah yang disukai dan dikuasai. Berikutnya adalah membuat outline atau kerangka karangan agar cerita tidak melebar.
6. Koneksi Antar Materi
Pada bagian ini Bapak/Ibu bisa melengkapi keterkaitan antara materi satu dengan yang lainnya. Tujuannya adalah agar bisa mendapatkan pemahaman yang lebih menyeluruh. Nanti saya bagikan sebuah peta konsep untuk kemudian bisa Bapak/Ibu lengkapi sesuai materi di blog masing-masing pada saat membuat resume.
7.
Aksi Nyata
Pada bagian ini melakukan aksi nyata hasil belajar dengan cara
menulis resume pertemuan malam ini. Tentu resume yang mengelaborasikan materi
malam ini dengan pengalaman pribadi. Seperti resume yang pernah saya buat dalam
bentuk cerita fiksi anak di blog saya http://bianglalakata.worspress.com.
Jawaban dari narasumber
1. Poin penting dalam
pemilihan genre adalah disukai dan dikuasai. Selanjutnya menyesuaikan dengan
tren atau pasar saat ini. Berikutnya adalah menyesuaikan dengan syarat dari
penerbit;
2. Pertama tema yang up
to date; kedua nama penulisnya; ketiga sesuai selera pasar; keempat ditulis
dengan baik.
3. Bisa. Kuncinya adalah
terus belajar. Caranya, menulislah!
4. Syarat menulis cerpen
di antaranya, yaitu mengandung unsur yang baik. Misalnya, alur/plot yang jelas.
Dalam artian ada awal, tengah, dan akhir yang menarik. Membuka cerita dengan
menarik, kemudian mengembangkan konflik dengan baik, dan menutup cerita dengan
baik.
5. Tokoh bebas. Namun,
tidak sebanyak dalam novel. Syaratnya karakter tokoh benar-benar tergambarkan
dengan baik.
6. Cara efektif menemukan
tema sebuah cerita adalah membacanya secara cermat. Tentukan garis besar cerita
dengan menandai kejadian-kejadian penting dalam cerita. Termasuk di dalamnya
adalah memahami karakter tokoh dalam cerita.
7. Konsep cerita. Kenapa?
Karena tanpa konsep cerita yang jelas tema tidak akan berarti apa-apa. Oleh
karena itu bagi calon penulis fiksi terlebih dahulu memahami konsep cerita yang
akan ditulisnya. Tema rasanya lebih mudah untuk dipelajari karena bisa berasal
dari diri kita sendiri atau sekitar kita.
8. Tips dan cara menulis
fiksi terasa mudah dan menyenangkan adalah dengan terus mencoba memulai menulis
dan menyelesaikan tulisan. Selain itu adalah dengan cara menikmati setiap tahap
penulisannya sebagai sebuah proses kreatif. Hanya dengan begitu tidak akan ada
lagi keterpaksaan
9. Fungsi outline memang
membatasi apa yang kita tulis. Namun, bukan berarti tidak boleh ada perubahan
di tengah jalan. Bebas. Silakan. Hanya saja dengan outline yang sudah fiks
sejak awal proses penulisan ada jaminan tulisan akan bisa diselesaikan.
Berdasarkan pengalaman menulis tanpa membuat outline, karena keasyikan menulis
akhirnya semua ingin ditulis di tengah proses menulis. Dampaknya justru tulisan
semakin ke sana kemari dan akhirnya tidak selesai.aat menulis. Sedikit demi
sedikit akan terbiasa hingga akhirnya jatuh cinta luar biasa.
10. Perbedaan jelas,
bahwa fiksi berdasarkan imajinasi penulis. Meskipun berdasarkan kisah nyata
atau data lapangan asli, tetap saja fiksi ada bumbu-bumbu penyedapnya. Nonfiksi
bersifat aktualitas atau yang benar-benar terjadi.
11. Fiksi tidak plagiat.
Setiap penulis memiliki gaya penulisan yang berbeda. Tema sama akan menjadi
tulisan berbeda dari yang lainnya;
12. Dalam hal ini fiksi
tidak terbatas. Teori IPA bisa saja menjadi dasar penulisan. Tugasnya penulis
fiksi adalah menjadikan hal tersebut menjadi pemicu bagi pembaca untuk mencari
tahu lebih lanjut tentang kebenaran yang sesungguhnya. Itu hakikat cerita fiksi
yang sesungguhnya.
13. Untuk bisa
menghidupkan cerpen atau cerber kuncinya adalah membuat karakter tokoh atau
unsur-unsur lain yang hidup. Caranya bisa menggunakan teknik show don't tell.
Selain itu bisa dengan terus mengasah kemampuan menulisnya. Caranya ya teruslah
menulis. Pengalaman saya pertama menulis cerpen dulu ya kalau sekarang dibaca
lagi pasti bikin senyum-senyum geli sendiri.
Bagaimanapun juga belajar
terus akan menjadikan kita seterusnya sebagai pembelajar.
Dimulai dari niat dan
komitmen untuk memulai menulis dan menyelesaikan tulisan. Terima kasih
moderator dan narasumber ilmunya sangat bermanfaat semoga menjadi amal jariah. Aamiin Ya Rabb.
Salam literasi.
Comments
Post a Comment